8 Des 2009

Memaknai Usia


"Belum hilang jejak telapak kaki orang-orang yang mengantarnya ke kubur, seorang hamba (yang telah habis usianya) akan ditanya mengenai empat hal, yaitu hal usianya ke mana dihabiskannya, hal tubuhnya untuk apa digunakannya, hal ilmunya seberapa yang diamalkannya, serta hal hartanya dari mana diperolehnya dan untuk apa dibelanjakannya."
[HR Tirmidzi]


Karunia Allah yang paling berharga yang diberikan kepada manusia adalah kesempatan, usia. Kekayaan dan kekuatan manusia tidak berarti apa-apa jika usia sudah tiada. Setiap saat, dari waktu ke waktu, kesempatan dan usia menjadi modal manusia dalam beraktivitas terus berkurang.

Tidak diragukan lagi, jika usia itu digunakan manusia untuk bermaksiat, ia benar-benar mengalami kerugian. Bukan hanya tidak mendapatkan kompensasi apa pun dari modalnya yang hilang, namun lebih dari itu. Apa yang dilakukan dapat membahayakan dan mencelakakan dirinya. Begitu juga jika usianya dihabiskan untuk mengerjakan perkara-perkara yang mubah, ia tetap dikatakan merugi sebab usia sebagai modalnya habis tanpa meninggalkan dan menghasilkan apa pun bagi dirinya. Untuk itu, usia haruslah dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Suatu hari, seorang murid bertanya kepada gurunya, "Apa makna usia?"
Jawabannya adalah sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah SAW, "Apabila hari ini amal pekerjaanmu masih sama dengan hari kemarin, berarti kamu merugi. Bila lebih jelek daripada kemarin, terkutuk namanya. Bila lebih bagus, barulah termasuk beruntung. Nah, apakah usiamu yang setiap saat berkurang telah digantikan oleh hal-hal yang lebih baik atau sebaliknya? Di situlah makna usiamu".

Ada dua hal penting mengapa usia harus mendapat perhatian serius.
Pertama, Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban atas usia yang Allah karuniakan. Kedua, usia adalah masa yang menentukan baik buruknya manusia.
At Tirmidzi meriwayatkan bahwa ada seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, "Siapa manusia terbaik?" Beliau bersabda, "Manusia yang usianya panjang dan dihabiskan untuk kebaikan." Ia bertanya lagi, "Siapa manusia terburuk?" Beliau bersabda, "Manusia yang usianya panjang, namun dihabiskan untuk keburukan."

Nah, kita akan memilih yang mana? Apakah menggunakan sisa usia kita untuk hal bermanfaat ataukah membiarkannya berlalu begitu saja tanpa memberikan apapun untuk kita dan tak dapat diputar serta diulang kembali.

Semoga Allah menjadikan sebaik-baik umur kita (agar menjadi amal terbaik) di akhir usia kita. Karna hari terbaik kita adalah hari di saat kita bertemu dengan-NYA (kelak).

Wallahu a'lam bish-shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar